Kamis, 27 Juni 2019

Puisi Alam 'Hutan Kehidupan'





Hutan Kehidupan


Aku mendengar suara gemericik air terjun,
Mengalir disepanjang hutan.
Akupun, mendengar suara hutan itu hidup, benar-benar hidup.
Menyadarkan sang pemilik hati nurani, berharap hutan itu tetap terus hidup.
Hingga anak cucuku dapat melihat dan mendengarkannya.

Apadayaku yang hanya dapat mendengar disaat  ia hidup.
Namun, tak bisa hentikan tangisannya.
Aku tak cukup berani untuk menghalangi para pemburu liar itu.
Mengambil nyawa dan  membantai segala yang terlihat.
Jeritan para penghuni hutan semakin jadi.
Mereka memisahkan sang induk dengan anaknya.

Menghancurkannya sekali tebas.
Menjatuhkan pohon yang selama ini menjadi induk hutan.
Pembantaian terhadap makhluk yang tak berdosa.

Aku tak sanggup menahan kepedihan ini.
Sampai kapan hal ini terus terjadi?
Sampai kapan! Atau sampai kerak bumi ini terlihat!
Menghancurkan kehidupan sang hutan, demi sebuah ego.
Menjual belikan yang langka demi sebuah uang
Satu demi satu spesies punah.
Apa kau tak memiliki hati nurani?
Kumohon, berhenti lah dengan ego bodohmu.

Sadarlah, Bukan hanya kau saja yang bernafas.
Makhluk lain juga bernafas.
Janganlah kau usik mereka.
Cukup sampai di sini, rasa kepedihan.
Biarkan mereka tetap bernafas.
Hutan adalah kehidupan bagi makhluk hidup.
Makhluk hidup adalah, mereka yang dapat bergerak dan bernafas.